Thursday 10 March 2016

My Thought About Married

Hai..

Sebelumnya aku mau minta maaf karena sampai saat ini aku belum post resep Belgian Waffle karena belum sempat mempraktekkan resep. Bukan karena gak ada waktu, cuma selalu gak berjodoh. Saat aku ada waktu, bahan ada yang kurang. Dan sebalaiknya, saat bahan lengkap, ada aja yang harus dikerjakan (huft!). Tapi aku janji bakal post resep Belgian Waffle dan waffle-waffle lainnya.

Kali ini aku gak post resep seperti biasa, kali ini aku mau sedikit curhat. Ehemm..

Aku saat ini berumur hampir seperempat abad dan sudah beberapa tahun ini belum memiliki pasangan. Dua tahun lalu merupakan awal dimana banyak sekali kabar sudah lamaran, mau menikah, undangan pernikahan, bahkan undangan akikah. Kalau ditanya seberapa banyak, wah gak bisa dihitung deh ada berapa banyak!

Hal ini bikin aku dilema, "apa memang sudah waktunya?"

Seperti ditahun-tahun sebelumnya, diawal tahun 2015 kemarin aku menuliskan satu resolusi "found the one" dan "akhir tahun nikah!". Pokoknya, tahun 2015 nikah kayak teman-teman yang lain deh. Sumpah aku ngakak terus kalau baca resolusi ini, terkesan obsesi nikah banget!

Nah setelah bikin resolusi yang terkesan obsess itu, aku sempat dekat lagi dengan mantan yang sebenarnya sudah aku blacklist (cailaah). Yah, semua orang bisa berubah dan gak ada salahnya kan memberi kesempatan (kesekian kali)? Apalagi sudah bertahun-tahun enggak komunikasi, perubahan pasti ada. Yap, dia berubah secara fisik..lebih bersih dan lebih berisi. Tetapiiii, sifatnya sama sekali enggak berubah. Oke, akhirnya aku mundur pelan-pelan dan hapus semua kontaknya. Terkesan kekanak-kanakan memang, tetapi ini keputusan yang terbaik. Why? I won't explain it in here..

Lalu aku bertemu lagi dengan teman lama dan bikin baper (kekinian banget bahasanya, lol). Kami chat hanya setiap weekend saja karena dia bekerja di pelosok dan susah sekali untuk dapat sinyal. Setiap weekend dia selalu mengabari aku kalau dia dapat sinyal. Singkat cerita, dia kembali ke Jogja selama empat hari dan kami bertemu dua kali. Selama kami bertemu, kayaknya dia enggak ada etikat untuk serius. Bukan ngelamar juga sih, tetapi apa gitu yang bisa menunjukkan kalau dia serius. Rasanya kecewa banget, kecewanya bukan karena dia gak ada etikat serius. Tetapi karena sudah dipastikan dua resolusi 2015 sudah jelas enggak bisa terealisasi. Haha :))

Akhirnya aku berada dititik dimana aku sadar kalau menikah itu enggak mudah, menikah itu rumit, dan menikah itu enggak cuma berdasarkan sama-sama cinta. Menikah berbeda dengan pacaran, menikah itu perlu komitmen yang tinggi dan gak semudah pacaran yang dengan gampangnya putus-sambung. Memutuskan untuk menikah adalah keputusan yang besar dan luar biasa, karena kamu akan hidup bersama dengan pasangan, akan berbagi bitter-sweet life dengan pasangan, dan orangtua sudah lepas tanggung jawab atas kehidupanmu. Menikah merupakan awal kehidupan dengan keluarga baru, dengan kompleksitas yang baru, yang mungkin gak pernah ditemui sebelumnya. Yap, married is new chapter of your life!

Aku berikan apresiasi tertinggi untuk teman-teman yang memutuskan menikah muda, apa lagi untuk yang masih mengenyam pendidikan. Aku yakin keputusan mereka untuk menikah bukan atas dasar cinta saja, bukan karena menghalalkan hubungan semata, atau memiliki keturunan. Tetapi ada dorongan dari Tuhan, dimana dua insan sangat yakin untuk melangkahkan kehidupan mereka di lembaran yang sama. Kalau kata sahabatku, ada perasaan yang sangat mendorong dia untuk hidup bersama dengan pasangannya, bisa saling menerima masing-masing kelebihan maupun kekurangan, dan menerima seburuk-buruknya masa lalu pasangan. Kalau kalian tahu, suami sahabatku punya track record yang gak banget selama sekolah dan lucunya sahabatku sempat takut loh waktu suaminya PDKT. Getting married is magical and so much mystery!

Saat ini aku memutuskan untuk kembali ke komitmen awal dimana aku gak akan coba-coba untuk menaruh hati pada sembarang orang, aku hanya untuk orang yang benar-benar serius dan memang bisa menerima aku apa adanya, begitu juga sebaliknya. Resolusi di tahun 2016 ini aku harus menjadi pribadi yang lebih baik lagi, menjadi wanita yang mandiri, bisa mencintai diri sendiri apa adanya, dan  produktif. Found the one? Yap, after I can love my self and accept whoever I am. Getting married in this year? Hmm, I give it to Allah. I believe miracle will come true in right way and in right time.

"I'm not single, I'm not taken yet, I'm simply on reserve..for the one who deserve my heart"

Jadi tetap sabar dan selalu berusaha untuk memantaskan diri, kalau memang sudah pantas di mata Allah pasti akan segera dipertemukan dengan jodohnya. Semoga segera :)