Sunday 29 January 2017

Remakes Recipe : Resep Sate Taichan

Well,

Sate Taichan dari beberapa bulan lalu memang sedang jadi trend jajanan di Jakarta dan juga di Jogja. Ya, sate taichan juga sudah masuk di Jogja. Awalnya aku kira sate taichan sama seperti yakitori alias sate ayam jepang. Pernah waktu itu Oppai Yakitori masuk ke Jogja, aku pikir sate taichan sama yakitori itu sama kan, temenku tanya ke aku, ada yang jual sate taichan enggak di Jogja. Dengan sotoynya aku bilang ada, aku nunjukin gerainya Oppai. Hahaha sok tau banget!

Sampai akhirnya waktu perjalan pulang dari warung, eh ada yang jualan sate taichan. Yaudah mampir deh, sekalian penasaran kan sama makanan yang lagi hits di Jakarta waktu itu. Waktu aku pesan ditanya lah sama pelayannya mau pedas sedang atau pedas banget, ya aku pedas aja. Nah ini yang bikin aku bingung, pelayannya tanya mau pakai lontong atau nasi. Loh kok bukannya pakai onigiri? Yaudah aku pesan lah pakai lontong.

Gak sampai 15 menit pesananku sampai, langsung deh aku bengong. Kok begini bentuknya? Sate ayam pucat tanpa bumbu kecap atau sebangsanya, diatasnya pakai sambal bawang, lontong, dan potongan jeruk limau. Masih bengong sambil mikir, ini beneran sate taichan? But thank you Larry Page for making such a genius website! Aku googling itu si sate taichan karena selama ini aku taunya sate taichan ya semacam yakitori si sate jepang itu. Eh beneran sate taichan emang kayak yang tersaji di depanku.

Sambil ketawa geli, aku coba deh si sate taichan itu. Mirip-mirip sate klathak ya, sama-sama minim bumbu cuma beda daging aja. Rasanya ya pedes, lumayan lah. Cuma yang mengecewakan, ayamnya masih sedikit mentah. Sebenernya pengen minta dipanggang lagi tapi bumbunya udah keburu nyebar ke satenya, jadi ya pasrah aja.

Sate taichan ini ternyata memang bukan sate ayam Jepang. Aku baca di kompas kalau gak salah, pelopor sate taichan ada di daerah Senayan, Jakarta. Sate ini ditemukan karena pelanggannya pengen bikin sate sendiri, kebetulan orang Jepang. Si pelanggan ini cuma membumbui satenya dengan garam dan jeruk nipis, dibakar, lalu dihidangkan dengan sambel. Waktu pemilik warung tanya nama satenya, si pelanggan bilang "Taichan". Kesimpulannya, sate taichan bukan sate Jepang. Oke..

Karena masih belum puas sama sate taichan yang aku coba sebelumnya, aku putuskan untuk bikin sendiri. Sebelum mencoba bikin sendiri, aku cari info tentang sate taichan ini, dari tempat-tempat yang menjual sate taichan, penampakan satenya, dan resepnya. Ternyata banyak versi nih, ada yang pakai sambel bawang mateng ada juga sambal bawang mentah. Ada juga yang disajikan dengan bumbu penyedap Royco serbaguna (kalau dilihat dari gambarnya). Nah yang bikin aku shock adalah beberapa gerai menyajikan sate taichan dengan pilihan kematangan, medium atau well-done. But my friends, never ever eat raw chicken even medium-well. Daging ayam dan daging sapi atau lamb itu berbeda, kalau kalian makan daging ayam mentah atau setengah mateng bisa-bisa kalian sakit perut karena bakteri salmonela! I won't explain about it, you can google it if you wonder..

Setelah aku cek web sana sini, akhirnya kuputuskan untuk coba resep sendiri. Aku pakai daging bagian paha karena lebih juicy dan gurih dibandingkan dada. Tapi kalau mau pakai dada ayam juga boleh kok, ya kembali ke selera kan?

Resep Sate Taichan



Bahan-bahan:


  • 500 gr daging ayam bagian paha, potong dadu
  • 1 siung bawang putih
  • 1 sdt garam
  • 1/4 sdt merica
  • 1 sdt air jeruk nipis
  • minyak untuk olesan

Cara Membuat:

  • Lumuri ayam dengan bumbu sampai merata, tusuk daging ayam. Satu tusuk berisi 4-5 potong ayam. Diamkan kurang lebih 15 menit.
  • Bakar sate sampai ayam matang.
  • Sajikan sate taichan dengan sambal bawang, jeruk nipis, nasi hangat atau lontong.


Resep Sambal Bawang

Bahan-bahan:


  • 2 siung bawang putih
  • 3 siung bawang merah
  • 12 buah cabe rawit merah
  • 1/4 sdt garam
  • sejumput gula
  • 4 sdm minyak kelapa atau minyak goreng

Cara Membuat:

  • Haluskan semua bahan, panaskan minyak, tumis bumbu halus sampai harum. Angkat. Sajikan dengan Sate Taichan.

Selamat mencoba!


Friday 13 January 2017

Martabak Manis (Lagi)

Nah lagi-lagi aku gak ada niatan untuk share, tapi terlalu sayang kalau disimpan sendiri..

Sebelumnya aku pernah share Resep Martabak Manis yang aku comot dari resepnya +Kokiku Tv , hasilnya berbeda dengan martabak manis yang biasa dijual di pinggiran jalan. Teksturnya lebih seperti pukis. Enak kok, cuma karena terbiasa dengan martabak manis yang berserat macam di pinggir jalan jadinya kayak kurang puas.

Beberapa waktu lalu aku buka instagram @retnohening, disana beliau mengunggah foto martabak manis buatannya dan mencantumkan resepnya. Resep ini berbeda dengan resep yang pernah aku post sebelumnya, tidak pakai ragi untuk pengembangnya. Yap, yang biasa dijual dipinggiran jalan itu enggak pakai ragi, hanya pakai baking powder dan baking soda saja. Makanya teksturnya bisa berongga-rongga seperti itu.

Nah jadi ceritanya kemarin sore aku dan mama pengen banget makan martabak manis, tapi males banget mau keluar karena di luar sedang hujan dan angin lumayan gede. Akhirnya aku putuskan buat bikin sendiri aja, mumpung sedang mood pengen praktekin resep ibuknya Kirana. Resepnya gak ketiplek aku contoh, ada beberapa takaran yang aku ubah seperti gula dan air. Taburan gula juga aku tiadakan karena menurutku susu kental manis sudah cukup manis. Martabaknya pun aku beri perasa pandan, dikasih sedikit jagung pipil, dan diberi keju untuk isiannya, persis martabak yang dibeilkan ibunya mantanku dulu (eaaa..).

Surprisingly, teksturnya persis dengan yang dijual dipinggiran jalan, malah lebih lembut. Aku membuatnya cuma pakai teflon aja enggak pakai loyang martabak loh..

Resep Martabak Pandan Jagung Keju (Tanpa Ragi)


Bahan-bahan:
  • 8 sdm munjung tepung terigu serbaguna
  • 2 sdm gula pasir
  • 1/4 sdt baking powder
  • 1/4 sdt baking soda
  • 170 ml air hangat (suam-suam kuku)
  • 1 butir kuning telur
  • 1/2 sdt perisa pandan
  • 2 sdm jagung manis pipil
Isian:
  • Parutan keju
  • Susu kental manis
Cara Membuat:
  • Campur terigu, gula, baking powder, baking soda, dan garam dalam baskom. Masukkan sedikit demi sedikit air hangat, aduk rata. Masukkan kuning telur dan perisa pandan. Aduk rata. Masukkan jagung manis pipil aduk asal rata. Diamkan selama 30 menit.
  • Panaskan teflon dengan api sedang. Tunggu sampai teflon benar-benar panas.
  • Setelah panas, masukkan adonan martabak tadi, putar teflon agar terbentuk pinggiran tipis. Tunggu hingga permukaannya bergelembung dan sedikit agak matang. Taburi sedikit gula (kalau aku tidak pakai). Tutup teflon, masak hingga permukaan martabak matang.
  • Jika sudah matang, angkat. Olesi margarine, parutan keju, dan susu kental manis. Potong jadi dua lalu tumpuk. Olesi permukaan atas dengan margarine, potong.
  • Sajikan.

Yaaa, semudah itu. Gak perlu memakai mixer atau pun whisker, pakai sendok pun jadi loh, asal jangan sampai over mixing, asal rata aja. Perisa pandan bisa kamu ganti dengan perisa apa aja atau bisa kamu tiadakan. Jagung manis juga boleh ditiadakan juga kalau pengen kulit martabak polosan. Teflon yang aku pakai berdiameter 24 cm, ketebalan martabak yg dihasilkan kurang lebih 2,5 cm. Gak terlalu tebal, gak terlalu tipis.  Kunci keberhasilan dari resepnya ini sih sebenarnya mohon agak sedikit bersabar menunggu wajan sampai benar-benar panas. Beri sebutir-dua butir gula diatas wajan, jika gula sudah cepat lelehnya itu artinya wajan sudah siap.

Dan sekian untuk resep ini, maafkan foto gak menarik karena memang gak ada rencana resep ini dimasukkan ke blog. Kalau ada pertanyaan, bisa taruh di kolom komentar ya.

Selamat Mencoba!


Wednesday 4 January 2017

Kue Nagasari Nan Legit

Hey hoo,

Lama sekali aku gak nge-blog nih, ah banyak banget hal yang terjadi sampe-sampe gak sempat update blog. Ah pertama-tama, Selamat Tahun Baru 2017! May this year brings us greater heights of success and prosperity! Aamiin...

Dipenghujung tahun 2016 kemarin alhamdulillah dapat banyak sekali pisang. Dari pisang ambon, pisang mas, dan paling banyak pisang kepok. Yang pertama dikasih si mbak dari kebon di rumah simboknya, lumayan satu sisir dan gendut-gendut. Belum habis pisang kepok dari si mbak eh sepupu bawa pisang kepok satu tandan dari rumah Kebumen. Dan di hari yang sama dikasih hasil panennya dari tetanga depan rumah, dan betul sekali satu sisir pisang kepok. Alhamdulillah sugih pisang kepok :))

Selama beberapa minggu kemarin hampir setiap hari ada olahan pisang, dari pisang goreng, pisang bakar, roti pisang, sampai puding pisang roti. Untungnya lagi sering banyak kerabat yang berkunjung ke rumah, jadi cepet habis. Walau pun sudah diolah bermacam-macam, tapi kemarin ternyata masih sisa satu setengah sisir pisang kepok dan sebagian sudah sedikit busuk karena saking lamanya. Masih ada beberapa buah pisang yang bisa diselamatkan, walau pun yah sudah mulai buruk rupa.

Beberapa waktu lalu aku berencana coba bikin Sate Taichan pakai lontong, tapi ada aja alasan buat gak jadi bikin, padahal bahan udah ada semua loh termasuk daun pisang buat bungkus lontong. Lihat daun pisang yang sudah 3 hari dan sudah mulai layu, ah jadi punya ide buat bikin Kue Nagasari.

Awalnya gak ada niatan buat share resep ke blog, karena kayaknya gak terlalu menarik buat dishare di blog. Eh setelah dibikin, loh kok enak, sayang banget kalau resepnya gak dishare di blog. Resepnya aku comot dari mana aja, terus aku simpulin sesuai kebutuhan dan mood. Beberapa resep pakai 2 macam santan, adonan tapioka dan tepung beras dimasak terpisah, ah ribet! Akhirnya aku pakai caraku sendiri yang gak ribet tapi hasilnya TOP! 

Anyway, berhubung dari awal gak ada niatan buat dishare di IG apa lagi di blog jadi fotonya yaaa seadanya. Hehe..

Resep Kue Nagasari


Bahan-bahan:

  • 600 ml santan agak kental dari 1/2 butir kelapa ukuran besar
  • 2 lembar daun pandan, potong-potong
  • 150 gr tepung beras
  • 75 gr tepung tapioka
  • 80 gr gula pasir
  • 1/2 sdt garam
  • 4 buah pisang kepok, potong 1 cm (lebih enak pisang raja)
  • daun pisang untuk membungkus

Cara Membuat:

  • Rebus santan bersama daun pandan dengan api kecil sambil diaduk-aduk sampai santan cukup panas (belum sampai mendidih). 
  • Campur tepung beras, tepung tapioka, gula, dan garam di wadah yang berbeda. Masukkan santan hangat sedikit demi sedikit, aduk rata. Kembalikan campuran tadi ke panci, masak dengan api sedang sambil diaduk-aduk terus sampai adonan mengental dan agak kalis.
  • Taruh 1 sendok makan adonan ke daun pisang, taruh satu potong pisang, timpa dengan 1 sendok adonan. Gulung daun pisang, lalu tekuk kedua ujung daun ke dalam. Ulangi sampai adonan habis.
  • Kukus selama kurang lebih 20 menit. Angkat, dinginkan.
  • Sajikan.
Di dalam resep ini aku gak menggunakan vanili karena aku lebih suka wangi pandan, tapi kalau mau diberi vanili juga boleh tinggal kurangi daun pandan lalu beri 1/4 sendok teh vanili bubuk. Kalau meu yang lebih nikmat, pisang kepok bisa diganti dengan pisang raja. Dan terakhir, sajikan nagasari ketika sudah dingin karena ketika hangat adonannya terlalu lembek. Kalau susah menemukan daun pisang, kamu bisa mangkokan kecil yang biasa untuk kue talam. Tetapi jangan lupa penutup kukusan dibungkus dengan serbet supaya tetesan uap air tidak menetes ke adonan. 

Selamat Mencoba!