Tuesday, 15 September 2020

Babat Gongso Khas Semarang

Nasi goreng babat dan babat gongso adalah makanan yang paling aku cari kalau main ke Semarang. Dulu kami suka makan di warung nasi goreng yang tempatnya gak jauh dari rumah budheku. Sayangnya beberapa tahun lalu pemilik warung meninggal dan setelah itu warungnya tutup. Sedih :(

Sampai sekarang aku belum ketemu babat gongso dan nasi goreng seenak langganan kami. Aku sudah coba beberapa rekomendasi, yg terkenal pokoknya, tapi rasanya ya tetep kurang masuk. Ada yang bawang merahnya kurang mateng, bumbunya kurang mateng, sampai babatnya agak bau atau alot. Dulu sih pernah gak sengaja nemu nasi goreng babat enak di foodcourt pecinan yang sampai sekarang gak tau namanya dan dimana lokasinya. Waktu itu sudah tengah malam, pulang nemenin masku lomba drifting. Karena badan capek banget, jadi gak terlalu bisa hapal jalan.

Nah karena gemes pengen babat gongso yang sesuai dengan lidahku, jadi lah aku bikin sendiri. Resepnya berdasarkan research dari sana sini, semuanya gak jauh beda untuk bahan-bahannya, yang berbeda cuma jumlahnya aja. Dan menurutku resep babat gongso ku ini sih yang paling pas di lidah. Pas banget kalau dimakan pakai nasi pulen. Duuuh!

Resep Babat Gongso

Bahan-bahan:

  • 250 gr babat
  • 2 lembar daun salam
  • 2 potong lengkuas
  • 1 ruas jahe, digeprek
  • 4 siung bawang merah, rajang halus
  • 1/2 buah tomat, potong jadi 4
  • 2 sendok makan kecap
  • 1/2 sdt garam
  • Sejumput merica halus
  • 500 ml air
  • Minyak untuk menumis
Bumbu halus:

  • 2 siung bawang putih
  • 3 siung bawang merah
  • 2 butir kemiri sangrai
  • 4 buah cabai keriting merah
  • 3 buah cabai rawit merah (atau sesuai selera)
Cara Membuat:

  • Masukkan babat, 1 lembar daun salam, 1 potong lengkuas, jahe, dan air ke dalam panci, rebus selama 30 menit sampai babat empuk. Angkat, dinginkan, lalu potong-potong kecil.
  • Panaskan minyak dalam wajan, tumis bawang merah sampai layu. Masukkan bumbu halus, daun salam, dan lengkuas. Tumis hingga wangi.
  • Masukkan babat, tomat, kecap manis, garam, merica, dan air. Masak sampai bumbu meresap dan menyusut habis. Koreksi rasa.
  • Jika sudah pas, matikan api.
  • Angkat, sajikan.
Semoga menginspirasi, dan jangan lupa coba di rumah ya!

Monday, 14 September 2020

Kue Lapis Beras, Jajanan Nostalgia

Apa jajanan kesukaan kalian?

Kalau aku, wah gak terlalu banyak jajanan pasar kesukaanku. Mungkin kalau disebutkan, kayaknya hampir semua jajanan pasar aku suka. Kalian juga seperti itu?

Tiap orang punya cerita sendiri tentang jajanan pasar kesukaannya, dan kue lapis beras adalah salah satu jajanan pasar nostalgia buat aku. Waktu aku kecil, aku suka banget nongkrong di samping ibu-ibu yang tugasnya memotong kue lapis beras untuk acara hajatan keluarga besarku. Karena cetakan yang dipakai loyang besar berbentuk bulat, jadi banyak pinggiran yang gak layak disajikan untuk tamu. Tujuan aku nongkrong disitu? Tentu saja minta bagian pinggir kue lapis beras. Hehe...

Selain di Indonesia, beberapa negara juga punya sajian yang mirip dengan kue lapis beras. Di Malaysia, Brunei, dan Singapore disebut dengan Kueh Lapis atau kuih lapis. Dan juga kue lapis dikenal dengan nama Gao Teng Kueh (kue sembilan lapis) atau Jiu Ceng Gao di kalangan orang keturunan Tionghoa. Bahan-bahan yang digunakan dan teknik membuatnya gak jauh beda. Namanya juga negara serumpun, makanya bisa mirip. Jadi jangan marah-marah dulu kalau ada sajian negara tetangga yang mirip dengan makanan kita ya.

Bahan kue lapis beras ini sebenarnya gak banyak dan buatnya gampang, cuma butuh kesabaran lebisa saja. Harus dikukus lapis demi lapis, sampai akhirnya dapat satu loyang kue lapis beras. Beberapa waktu lalu aku bikin yang resepnya aku contek dari https://lestariweb.com/Indonesia/LapisBeras.php tapi tentu saja aku modifikasi sesuai bahan yang aku punya. Resep ini udah aku coba dan hasilnya gak pernah mengecewakan. Tipsnya, jangan lupa lapisi tutup dandang atau kukusan dengan kain agar uap air tidak menetes ke adonan saat proses pengukusan.

Resep Kue Lapis Beras


Bahan-bahan:
  • 300 gr tepung beras
  • 100 gr tepung tapioka atau sagu tani
  • 400 ml santan instan
  • 600 ml air
  • 300 gr gula pasir
  • 1 sdt garam
  • 3 lembar daun pandan, potong-potong kecil
  • Pewarna merah
  • Pewarna hijau

Cara Membuat:
  • Rebus air dan pandan sampai mendidih, lalu dinginkan dan saring.
  • Masukkan tepung beras, tepung tapioka, garam, dan gula ke dalam baskom. Masukkan air rebusan pandan dan santan sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai rata dan halus.
  • Bagi adonan menjadi 3. Beri pewarna merah untuk bagian pertama, beri pewarna hijau untuk yg kedua, dan yang terakhir biarkan putih.
  • Panaskan dandang. Siapkan loyang dengan ukuran 18x18x7, lalu olesi dengan minyak sayur tipis-tipis. Masukkan loyang ke dalam dandang yang sudah panas, beri 1/2 cup (+/- 100 ml) adonan berwarna merah, lalu kukus selama 5 menit. Buka kukusan, masukkan 1/2 cup adonan berwarna putih, kukus selama 5 menit. Lalu dilanjutkan adonan berwarna hijau. Ulangi proses sampai adonan habis.
  • Jika adonan sudah habis, kukus selama 15 menit. Angkat, dinginkan.
  • Keluarkan dari cetakan, lalu potong-potong menggunakan pisau yg sudah dilapisi plastik.
  • Sajikan.

Jangan lupa coba di rumah ya!